Sabtu, 13 Juni 2015
On 15.58 by Feri Firmansyah in Artikel No comments
Tips Berkomunikasi dengan Anak
Ibu dan ayah, berkomunikasi dengan anak usia dini berbeda dari
berkomunikasi dengan remaja maupun orang dewasa. Pemikiran anak cenderung lebih
sederhana, konkret (nyata), penuh khayal, kreatif, ekspresif2, aktif, dan
selalu berkembang. Untuk itu, ibu dan ayah harus dapat menyesuaikan cara berkomunikasinya
dengan anak-anak (bukan anak-anak yang harus menyesuaikan dengan ibu dan
ayahnya). Dalam bahasa lain, kita menerapkan komunikasi demokratis atau yang saling menghargai.
Untuk membuat anak usia dini merasa nyaman saat berkomunikasi dengan ibu dan ayah, upayakanlah menerapkan hal-hal berikut:
Untuk membuat anak usia dini merasa nyaman saat berkomunikasi dengan ibu dan ayah, upayakanlah menerapkan hal-hal berikut:
1. Dengarkan apa yang diceritakan
ananda dan pancing untuk lebih banyak bercerita. Ia senang sekali menceritakan
pengalaman-pengalaman yang baru dilaluinya dan ia akan bersemangat bercerita,
jika ibu-ayah mendengarkan dan tertarik dengan apa yang diceritakannya.
2. Saat ananda sedang
menceritakan sesuatu, fokuskan perhatian pada ceritanya. Hentikan sejenak
kegiatan yang ibu-ayah lakukan, ajak ia mendekat dan dengarkan dengan saksama.
Jika perlu, beri sedikit tanggapan.
3. Ulangi cerita ananda
untuk menyamakan pengertian, karena mungkin bahasa anak berbeda dengan bahasa
kita, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami cerita anak.
4. Bantu ananda
mengungkapkan perasaannya dengan bertanya. Jika ananda masih bingung tentang
apa yang dirasakannya, apa yang membuatnya sedih atau gembira, maka dengan
meminta ia bercerita akan membuatnya merasa diperhatikan.
5. Bimbing ananda untuk
memutuskan sesuatu yang tepat. Jelaskan akibat apa yang akan terjadi jika ia
mengambil suatu keputusan, jelaskan sebab dan akibat dari keputusan itu secara
sederhana agar mudah dimengerti olehnya.
6. Emosi ananda yang masih
belum stabil membuat ia mudah marah. Tunggu sampai ia tenang, baru dekati dan
tanyakan apa yang mengesalkan hatinya. Jangan sampai membuat ananda merasa
sedang diabaikan atau tak diacuhkan.
7. Saat berkomunikasi
dengan anak usia dini, ibu dan ayah tak perlu malu, misalnya harus berperan
sebagai badut di depan anak, jika dengan cara itu anak akan lebih bisa memahami
dan mengerti apa yang ibu-ayah maksudkan.
Like dan Share bila
bermanfaat
Salam Jawara
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar